Skip to main content

Movie Review: From Up on Poppy Hill (2011)



Setelah kian banyan nonton film - film karya ghibli studio, kayanya ni film aku rekomended banget deh buat yang lagi galau hahha. langsung aja yah penilaian aku dan bebera referensi untuk fil ini :
Sedikit berbeda dengan film-film Studio Ghibli lainnya, From Up on Poppy Hill disutradarai oleh anak dari sang maestro Hayao Miyazaki, yaitu Goro Miyazaki. Setelah film debut Goro sebagai sutradara, Tales from Earthsea (2006), dicap tidak populer dan buruk, apakah percobaan keduanya kali ini mampu membayar kesalahannya? Lebih dari itu, dengan tetap adanya bimbingan ayahnya dalam penulisan cerita, dapatkan Goro Miyazaki belajar lebih dari ayahnya dan menjadi seseorang yang mampu menyamai standar dan membawa Studio Ghibli ke tingkatan yang lebih tinggi dari saat ini? Mari kita liat terlebih dahulu dari film ini.
From Up on Poppy Hill bercerita tentang kisah cinta antara Umi Matsuzaki dan Shun Kazama, siswa-siswi SMA di kota Yokohama pada tahun 1960-an. Umi merupakan siswi yang bertanggung jawab. Setelah ayahnya meninggal akibat Perang Korea dan ibunya yang sedang belajar di Amerika, Umi menjadi pengurus rumah tangga. Bangun pagi untuk menyiapkan sarapan untuk saudara-saudaranya, membeli kebutuhan pokok, serta membersihan rumah merupakan contoh kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh Umi. Selain itu, setiap pagi Umi selalu mengibarkan signal flag yang berarti "I Pray for Safe Voyages", hal ini dilakukan sebagai tanda rasa sayang dan rasa rindu Umi kepada ayahnya yang telah gugur.
Layaknya film-film jebolan Studio Ghibli, From Up on Poppy Hill memiliki unsur estetika yang sangat mampu memanjakan mata kita. Palet warna terang dipadukan dengan nuansa cerah membuat film ini benar-benar enak untuk ditonton. Ditambah dengan soundtrack film ini yang terkesan nostalgia dan penuh rasa manisnya jatuh cinta (seengganya terdengar seperti itu, karena gue ga ngerti bahasa Jepang) membuat film ini wah banget deh.

Overall, From Up on Poppy Hill adalah film animasi yang memuaskan, Studio Ghibli masih mampu mempertahankan ciri khas yang juga menjadi senjata utama mereka. Sayangnya beberapa kesalahan kecil sedikit merusak potensi film ini untuk menjadi besar. Film ini tampil lebih natural, lebih dewasa, dan juga lebih realistis dengan kadar fantasi yang minim. Sebuah kisah emosional yang berkualitas mampu mencuri perhatian saya, dan hadir untuk menutupi beberapa kekurangan tadi. Berhasil menyampaikan semua pesannya yang memikat, film ini gagal untuk kembali mengejutkan layaknya Ponyo. Ya, mari berharap agar Hayao Miyazaki kembali hadir di bangku sutradara.  

Score: 8/10


Comments

Popular posts from this blog

Review buku: Principles of Economics Karya N. Gregory Mankiw

  Buku "Principles of Economics" oleh N. Gregory Mankiw adalah buku referensi yang sangat berguna bagi siapa saja yang ingin memahami konsep-konsep dasar dalam ilmu ekonomi. Buku ini dirancang untuk membantu pembaca memahami konsep-konsep ekonomi yang kompleks dengan cara yang mudah dipahami.   Salah satu kelebihan buku ini adalah penggunaan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. Mankiw menjelaskan konsep ekonomi dengan bahasa yang sederhana dan tanpa menggunakan istilah teknis yang sulit dipahami bagi pembaca awam. Selain itu, buku ini dilengkapi dengan banyak contoh dan ilustrasi yang relevan untuk membantu pembaca memahami konsep-konsep yang dibahas.   Buku "Principles of Economics" mencakup berbagai topik dalam ilmu ekonomi, termasuk mikroekonomi, makroekonomi, dan teori harga. Mankiw menjelaskan konsep-konsep dasar dalam setiap topik dengan cara yang sistematis dan menyeluruh. Selain itu, buku ini juga menyajikan berbagai studi kasus dan peristiwa aktual yan...

Sejarah Uang Fiat

  Uang fiat adalah jenis uang yang nilainya didasarkan pada keyakinan masyarakat dan pemerintah, bukan pada nilai intrinsik dari bahan yang digunakan untuk membuatnya seperti emas atau perak. Dalam sistem moneter modern, sebagian besar negara menggunakan uang fiat sebagai alat tukar resmi.   Sejarah uang fiat dimulai pada masa kuno ketika manusia masih menggunakan sistem barter sebagai alat tukar. Namun, pada abad ke-7 Masehi, uang kertas pertama kali muncul di Tiongkok selama masa dinasti Tang. Uang kertas digunakan sebagai pengganti uang logam yang berat dan tidak praktis untuk dibawa-bawa.   Pada saat itu, uang kertas hanya digunakan oleh orang kaya dan bangsawan. Namun, pada abad ke-13, uang kertas mulai diproduksi dalam jumlah besar dan digunakan oleh masyarakat umum di Tiongkok. Kemudian, pada abad ke-14, uang kertas mulai digunakan di Eropa saat Italia mulai mengeluarkan uang kertas untuk membiayai perang.   Namun, uang kertas awal ini masih memili...

Apakah kita sudah benar-benar bergantung dan mengadu kepada Allah atas segala kejadian yang kita alami.

Sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Ya'qub dikala kesedihan kehilangan putranya yang ia cintai melandanya.   قَالَ اِنَّمَاۤ اَشْكُوْا  بَثِّـيْ وَحُزْنِيْۤ اِلَى اللّٰهِ وَاَعْلَمُ مِنَ اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ Dia (Ya'qub) menjawab, "Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui. [QS. Yusuf: Ayat 86] Lihatlah perjuangan Nabi kita Muhammad صلى الله عليه وسلم. Selama 23 tahun berdakwah dan berkorban untuk Islam dengan darah, keringat,  dan air matanya. Setiap kali kesulitan menimpa beliau صلى الله عليه وسلم, apa yang beliau jawabannya يَا بِلَالُ أَرِحْنَا بِالصَّلَاةِ "Hai Bilal! Istirahatkanlah kami dengan shalat."  عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ عَنْ رَجُلٍ مِنْ أَسْلَمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَا بِلَالُ أَرِحْنَا بِالصَّلَاةِ dari Salim bin Abu Al Ja'ad dari seseorang dari Aslam bahwa Nabi shallallahu 'alaihi w...