Inilah hari ke tiga mengajar di MI
An-Nur. Tidak salah jika memang mereka sulit dikendalikan. Ada beberapa faktor
yang menyebabkan  mereka nakal luar
biasa. Pertama adalah lingkungan, kondisi Papua yang sebagian besar masih
berupa hutan membuat masyarakat seperti orang hutan. Kedua adalah sistem,
karena Papua Barat adalah kabupaten baru, jadi belum ada sistem baku di dunia
pendidikan. Begitupun dengan MI sendiri yang umurnya masih muda sehingga belum
ada sistem yang mampu mengatur kinerja staf. Ketiga adalah tenaga pengajar yang
masih baru. Kurangnya pengalaman dalam menghadapi anak menjadi alasan utama los
kontrol para siswa. Termasuk aku sendiri yang baru menghadapi bocah 5 bulan
terakhir saja.
Aku merasa sedang menghadapi makhluk
asing dari planet antah berantah. Alien alien kecil ini luar biasa lincah.
Mereka memanjat pohon bagaikan kera, berlari cepat seperti zebra. Secara fisik
mereka punya kelebihan yang luar bisa, motoriknya bekerja sempurna. Sayangnya
secara intelektual payahnyapun luar biasa. Aku akan coba singgung bagaimana
penampilan mereka, supaya kalian tahu bahwa dikotomi antara manusia kota dan makhluk
purba disini sangat terasa. Sempat aku berpikir bahwa tuhan tidak adil, sempat
gua berpikir bahwa negeri ini hanyalah tameng belaka, sempat gua berpikir bahwa
orangtua mereka tak jauh dengan hewan yang membuang anak-anaknya. Tapi melihat
perlakuan Umi dan Abi (Ayah dan ibuku di Papua) terhadap mereka, aku jadi
mengerti bahwa pemikiranku salah. Justru inilah ladang amal yang tuhan sediakan
untuk manusia – manusia luar biasa, seperti Umi dan Abi.
Comments
Post a Comment